Suasana Kompleks PT SAI Setelah Kembali Beroperasi

Siagakan Barracuda, Pulang Pergi Dikawal Petugas

Setelah terjadi serangkaian aksi demonstrasi warga Lhok Nga dan Leupung, aktivitas produksi PT Semen Andalas Indonesia (SAI) berhenti total. Namun sejak dua hari terakhir ini pabrik semen satu-satunya di Aceh itu kembali menggeliat. Seperti apa suasananya?

ANSARI- ACEH BESAR


Deru suara mesin dari luar kompleks PT Semen Andalas Indonesia (SAI) terdengar jelas dari radius 300 meter. Ini menandakan aktivitas produksi semen di pabrik itu tengah berlangsung. Rabu kemarin, merupakan hari kedua kegiatan produksi pabrik yang terletak di Lhoknga, Aceh Besar itu beroperasi kembali setelah beberapa pekan lalu lumpuh total karena aksi demo warga Lhoknga dan Leupung.

Tak jauh dari pabrik, tampak antrian puluhan truk berbagai ukuran parkir di sekitar kawasan kompleks. Umumnya, truk-truk tersebut berasal dari perusahaan distributor dari beberapa wilayah di Aceh yang tengah menunggu jatah semen dari pabrik.

"Sejak subuh kami sudah ada di sini. Tapi sampai pukul 12 siang ini juga masih menunggu," kata Ono, seorang supir truk saat ditemui wartawan koran ini, kemarin.

Sebelumnya aktivitas PT SAI sempat terhenti total setelah warga Lhok Nga dan Leupung melancarkan aksi demonstrasi ke pabrik yang sebagian sahamnya itu dimiliki Lafarge, sebuah perusahaan dari Perancis.

Untuk menjamin aktivitas produksi ini gubernur Irwandi Yusuf meminta aparat keamanan melakukan pengawasan terhadap jalannya aktivitas produksi. Keputusan tersebut diambil guna mengatasi kelangkaan semen di Aceh yang sempat meresahkan masyarakat di provinsi itu, di samping harganya yang melonjak tinggi.

Saat wartawan koran ini menyambangi kompleks pabrik itu kemarin, tampak ada puluhan petugas terlihat berjaga.

Upaya pengamanan pun terlihat begitu ketat. Selain ada personil aparat keamanan yang disiagakan, juga terdapat dua mobil Barrakuda dan sebuah panser parkir di dekat pintu utama memasuki kompleks. Di sebelah kanan pabrik terlihat juga sebuah base camp.

"Minimal ada 20 orang setiap malam yang bertugas piket jaga," kata seorang petugas.

Beberapa aktivitas pabrik juga diambil alih petugas. Misalkan saat petugas memanggil para supir yang akan memasuki kawasan dalam kompleks. Biasanya, tugas tersebut dilakukan oleh personil Satuan Pengamanan (Satpam) di pabrik itu.

Namun dalam dua hari ini tugas itu dilakukan oleh jajaran Polres Aceh Besar dan dibantu oleh satuan Brimob.

Sekilas kondisi PT SAI pasca aksi demonstrasi warga belum sepenuhnya pulih. Aktivitas produksi juga masih terbatas dan jadwalnya hanya pada pagi hari hingga pukul 17.00 WIB.

"Untuk Selasa yang lalu kita produksi 550 ton dan sudah kita distribusikan kepada masyarakat," kata Riasari Budhiastuti dari Departemen Komunikasi PT SAI.

Selain itu, sebagian besar karyawan juga belum masuk kerja.

"Kalau yang bekerja hari ini adalah mereka yang bagian dari bidang produksi," kata seorang sumber yang menolak dituliskan namanya.

Kondisi tersebut tidak hanya berdampak pada kegiatan produksi, namun juga membuat sejumlah karyawan masih merasa takut untuk masuk kerja.

Sejumlah aparat keamanan juga mengemban tugas mengawal para karyawan pabrik.

Pengawalan dilakukan mulai dari keluar rumah untuk bekerja dari Mess PT SAI di kawasan Surien hingga mereka kembali pulang kerja.

"Kita juga buat pengawalan untuk karyawan. Bahkan ada yang dari mess kita kawal sampai mereka pulang kerja," kata seorang petugas.

Meskipun baru hanya hari beroperasi, namun permintaan semen dari belasan perusahaan distributor yang terdaftar sangat tinggi. Tapi untuk mendapat jatah semen tersebut tidak mudah.

Sejumlah awak truk mengaku ada yang menunggu hingga dua hari untuk bisa mendapatkan pasokan semen dari pabrik.

"Kami sudah sejak Selasa kemarin di sini. Tapi sampai siang ini belum dapat satu pun karena banyak yang antri," kata Murthala, 47, seorang supir truk asal Meulaboh.

Lelaki ini bekerja di bawah PT Fajar Sidik yang merupakan distributor semen di kawasan Pantai Barat itu.

Ia mengaku sudah mendapat jatah nomor urut 5. Namun karena ada puluhan truk sebelumnya yang antri membuatnya terpaksa harus menunggu.

Dia menyebutkan, butuh waktu lebih 15 menit untuk satu truk yang akan memuat memuat semen di pabrik. Belum lagi untuk truk ukuran interculer yang mampu memuat 750 sak semen bisa membutuhkan waktu sekitar 30 menit.

“Sampai pukul satu siang ini kami belum dapat lagi. Kalaupun hari ini tidak dapat terpaksa harus menunggu lagi besok,” kata Murthala.

Hal yang sama juga diungkapkan Marzuki, supir truk dari PT BSK. Pihak perusahaan tempat dia bekerja sudah mengorder 200 sak semen, namun hingga pukul 13.12 WIB kemarin belum juga memperoleh jatah.

“Untuk hari ini belum tahu. Entah dapat atau tidak. Tapi kalaupun tidak dapat kami tetap menunggu karena banyak masyarakat yang menunggu,” kata dia.

Beberapa supir truk mengaku kondisi belum stabilnya operasi PT SAI membuat mereka kewalahan. Terutama supir truk yang berasal dari luar Banda Aceh terpaksa harus mengirit biaya operasional dan biaya makan.

Sebelumnya Gubernur Aceh Irwandi Yusuf meminta agar kasus PT Semen Andalas dengan warga Kecamatan Lhoknga dan Leupung tidak dipolitisasi.

Menurutnya, persoalan tersebut sebuah merupakan bentuk dari kurangnya komunikasi antara pihak perusahaan dengan warga. Namun ia menilai apapun yang terjadi, PT SAI tetap harus beroperasi.

“Apapun yang terjadi, kegiatan operasional tetap harus berjalan. Bila memang ada ditemukan persoalan antara warga dengan perusahaan dapat dimusyawarahkan lebih lanjut nanti,” kata Irwandi.

Dia juga mengatakan sulit untuk memenuhi beberapa tuntutan warga. Misalkan masyarakat menuntut 70 persen kuota dari keseluruhan karyawan PT SAI harus didapatkan oleh masyarakat Lhoknga dan Leupung.

“Kita belum cukup SDM untuk mengisi posisi ini. Jadi tuntutan warga ini sangat tidak realistis,” kata Irwandi. (**)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selingkuh, Pejabat dan Istri Simpanan

Gie, Dona Dona dan Aku