'Gerakan Non-blok' Golkar siap Hadapi SBY

Jakarta - Menguatnya wacana Blok M (Megawati) versus Blok S (SBY) dianggap menyepelekan Partai Golkar (Golkar) sebagai partai besar.

Jika opsi SBY-JK tak berlanjut, Golkar siap mengusung gerakan non-blok dan berhadap-hadapan dengan SBY di Pilpres.

Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso mengatakan jika Golkar sebenarnya punya opsi lain selain mempertahankan duet SBY-JK, yakni memimpin koalisi alternatif yang tak memihak ke salah satu blok, baik Blok M atau Blok S.

"Sekarang ada Blok M dan Blok S, bisa saja Golkar mengambil inisiatif memimpin gerakan non-blok," ucap Priyo di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (13/2/2009).

Inisiatif Non-blok Golkar ini, diyakini Priyo bukan sesuatu yang mustahil. Golkar adalah partai besar, dan tak akan sulit mencari partner koalisi untuk mengusung capres.

Hitung-hitungan Priyo, jika di Pilpres nanti yang bertarung adalah Blok M, Blok S, dan Non-blok pimpinan Golkar, maka besar kemungkinan Pilpres akan berlangsung dalam 2 putaran.

Jika di putaran pertama capres Non-blok kalah dan tak bisa lolos ke putaran kedua, maka yang dilakukan selanjutnya sangatlah mudah.

"Golkar akan melakukan koalisi dan menentukan dukungan ke salah satu pasangan capres," imbuh dia.

Tetapi jika bisa lolos ke putaran kedua, capres Non-blok Golkar mungkin saja berhadap-hadapan dengan SBY yang besar kemungkinan diusung oleh Blok S. Dan jika itu yang terjadi, Priyo optimis Non-blok Golkar mampu mengalahkan SBY.

"Bisa saja Non-blok nanti menghadapi SBY. Dan kami yakin Golkar bisa menang," kata ketua Fraksi Partai Golkar di DPR ini.

Hanya saja jika Golkar memimpin Non-blok, siapa kader Golkar yang akan diusung sebagai capres. Merujuk pada kebijakan partai, menurut Priyo Ketua Umum Jusuf Kalla (JK) tentunya yang terkuat. ( Rez / irw )


Komentar

Postingan populer dari blog ini

WH Dicerca

Selingkuh, Pejabat dan Istri Simpanan