Pagi Subuh yang Indah


Niat itu telah membunuh setan-setan yang berada di pelupuk mataku yang nyaris saja membawa aku kembali terlena dalam buaiannya. Suara azan baru saja usai berkumandang ketika aku benar-benar tersadarkan dari tidur sejak enam jam yang lalu.

Bangun pagi dan melaksanakan ibadah shalat subuh berjamaah memang sangatlah indah. Tapi kalau diperturutkan, akan lebih indah dan asyik lagi, tarik selimut tebal dan tidur lagi. Karena di saat-saat itulah setan datang dan membujuk manusia untuk lupa kepada Tuhannya. Maka pantaslah banyak manusia lebih memilih tidur dari pada harus bangun pagi dan melaksanakan shalat subuh.

Hanya orang-orang yang beriman dan sitiqamah-lah yang mampu melaksanakan shalat subuh secara berjamaah. Dalam sebuah hadis disebutkan, ada dua waktu shalat yang sangat sulit dikerjakan manusia, yaitu subuh dan isya. Sendaianya manusia mengetahui akan hikmah dan ganjaran kedua waktu itu, maka niscaya tidaklah mereka mau meninggalkannya.

Aku memang ingin menjadi seperti itu. Aku memang ingin tetap selalu istiqamah menjaga shalatku. Aku memang ingin tetap selalu berada dalam naunganNya. Tapi aku hanyalah manusia yang juga tak luput dari klihaf dan dosa. Aku hanya bisa mempertahankan apa yang sudah kumiliki. Termasuk niat untuk selalu mendirikan shalat subuh berjamah setiap waktu. Indah sekali rasanya.

Aku menemukan satu kedamaian di waktu subuh itu. Itu tak bisa kudapatkan di waktu-waktu lain. Satu yang terindah, ternyata hujan pagi ini turun dengan sangat bersahaja. Semakin deras saja. Hingga membuat atap rumahku seperti mau runtuh. Hujan adalah sebuah karunia Tuhan yang mesti harus disyukuri. Tidak hanya buat manusia, tapi juga bagi sekalian alam. Bunga-bunga akan bermekaran, tumbuhan-tumbuh menjadi subur, pepohonan kelihatan hijau dan sawah-wasah akan dialiri air sehingga padi-padi segera menguning. Begitulah rahmat Tuhan untuk alam semesta ini. Apabila manusia bersyukur,Allah akan melimpahkan rahmat itu berlipat ganda. Pagi subuh yang indah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selingkuh, Pejabat dan Istri Simpanan

Gie, Dona Dona dan Aku