Bersama Rubicon Menembus Belantara (1)



PADA 26 November hingga 1 Desember 2011, Gubernur Irwandi Yusuf melakukan perjalanan keliling Aceh untuk memastikan terlaksananya pekerjaan berbagai proyek yang dibiayai APBA. Bersamaan dengan itu, Irwandi juga melakukan misi memburu kontraktor nakal yang dinilai tak bisa melaksanakan amanah. Wartawan Serambi, Ansari Hasyim yang menyertai perjalanan tersebut mereportasekan berbagai hal menarik selama berlangsungnya misi, termasuk kehandalan sang Gubernur memacu Rubicon-nya menembus belantara. Laporan tiga bagian itu dimulai hari ini.



JEEP Rubicon itu meluncur kencang menerobos jalan berliku di tengah cuaca cerah, Sabtu pagi 26 November 2011. Foreder yang memandu di depan seperti tahu sekali ‘keinginan’ pengemudi Rubicon, yang tak lain adalah Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf. Konvoi di belakangnya yang berjumlah belasan mobil berbagai jenis juga harus menyesuaikan kecepatan.

“Pelan-pelan Bang,” teriak Linda Nurdin, reporter RRI yang duduk di samping Serambi. Seorang lainnya, reporter TVRI, Bang Jali, seperti tak berkutik di jok belakang. Mobil yang membawa rombongan wartawan dan dua staf Humas Setda Aceh melaju kencang di atas Gunung Geurutee, Kecamatan Jaya, Kabupaten Aceh Jaya, jalur transportasi yang dikenal rawan kecelakaan.

Bang Din, sang sopir yang mengendalikan mobil kami terbilang cukup cekatan dan punya jam terbang tinggi. Sopir yang satu ini cukup hafal juga karakter pengemudi Rubicon yang di depannya. Bang Din cukup mampu menyesuaikan.

Linda yang sudah 20 tahun lebih melakukan liputan bersama Gubernur Aceh mengaku tak pernah merasakan seperti saat mengikuti perjalanan dengan Gubernur Irwandi Yusuf.

Rubicon dengan nomor pelat polisi BL 666 IR itu terus melaju tanpa henti, dan dalam waktu tidak terlalu lama, ‘ancaman’ Geurutee berhasil dilewati.

Irwandi Yusuf merupakan sosok kontroversial. Lelaki kelahiran Bireuen ini lihai dan tahan berjam-jam menyetir mobil, hobi yang jarang dimiliki pejabat. Dalam berbagai kesempatan, ia masih kelihatan energik, memacu Rubicon kesayangannya.

Ini pula yang dirasakan para wartawan yang mengikuti perjalanan menyisir proyek pembangunan APBA 2011 yang dianggap bermasalah.

Perjalanan dimulai dari Banda Aceh yang kemudian melewati Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Abdya, Aceh Selatan, Subulussalam, dan Singkil.

Dari Singkil, Gubernur dan rombongan melanjutkan perjalanan ke wilayah timur dan utara Aceh melalui Sumut. Semalam menginap di Medan, perjalanan kemudian berlanjut ke Aceh Tamiang, Aceh Timur, Lhokseumawe, Aceh Utara, Bireuen, Pidie Jaya dan Pidie. Naik turun gunung, menyusuri lumpur dan bebatuan hingga melintasi sisi jurang yang terjal. Semuanya terlewatkan demi memburu para kontraktor nakal. Bahkan terdapat lokasi proyek di tengah hutan, di kawasan perkebunan sawit jauh dalam pelosok perkampungan.

Ekspedisi memburu kontraktor nakal ini melibatkan 13 mobil. Ada Toyota Fortuner, Ford, Harrier, X-Trail, Nissan, Innova, Toyota Hillux, Pajero Sport, Avanza, dan dua Jeep Rubicon. Satu Rubicon terakhir disopiri Sofyan Dawood, mantan Jubir GAM.

Di samping Irwandi duduk Muharram, mantan Panglima GAM Aceh Besar. Pada mobil lainnya ada dr Taqwallah, orang kepercayaan Irwandi, yang juga Ketua Tim Percepatan dan Pengendalian Kegiatan (P2K) APBA.

Berdasarkan list yang dipegang Taqwallah, ada 67 proyek yang diperkirakan tidak akan selesai menjelang tutup tahun anggaran 2011. Proyek-proyek ini dikerjakan para kontraktor nakal dengan nilai kontrak mencapai Rp 201 miliar, dari total 2.739 paket proyek rekonstruksi stretegis dengan nilai Rp2,3 triliun.

Untuk mencapai semua lokasi proyek dibutuhkan lima hari perjalanan. Irwandi menyetir sendiri mobilnya dipandu foreder. Jika dulu Gubernur Abdullah Puteh punya helikopter Cempala Kuneng untuk menembus daerah terisolir, kini Irwandi mengandalkan Jeep Rubicon untuk membelah belantara.(*)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selingkuh, Pejabat dan Istri Simpanan

Gie, Dona Dona dan Aku