Konser Tompi Buat Ribuan Penonton Memukau
PENAMpilan penyanyi jazz Tompi dalam konser Jazz in the City di Gedung Aceh Activity Center (AAC) Unsyiah Sabtu sore (8/12) membuat penonton terpukau. Para penonton dibuat larut dalam hentakan lagu dan musik yang dibawakan penyanyi asal Lhokseumawe yang sudah malang melintang di belantika musik Indonesia itu.
Sore itu Tompi tampil dengan mengenakan kemeja putih dibalut jas dan celana warna silver dipadu dengan topi bundar dan dasi merah putih langsung membuat histeris penonton. Ia mengawali aksi panggungnya dengan cara bernyanyi khas Aceh dan cengkok-cengkoknya dengan karakter suara tinggi melengking.
Tak pelak, sekitar lima ribu lebih penonton larut bersama Tompi yang sore itu tampil dengan enam personil pengiring dan seorang backing vokal.
"Hallo apa kabar Banda Aceh. Senang bisa berjumpa di sini," sapa Tompi.
Tak lama kemudian hentakan musik kembali melingking. Ia pun melakukan goyangan badannya kecil-kecil dengan gerakan yang patah-patah. Gerakan yang simpel ini membuat enak dilihat dan terasa pas, sesuai dengan aliran musiknya yang beraliran Jazz. Topi khasnya bergoyang mengikuti irama groovy yang ciamik.
Penonton tak sengaja ikut menggoyangkan kepala, kendati mereka harus duduk di deretan kursi paling belakang. Beberapa di antaranya tidak bisa diam dan kemudian ikut bergoyong bersama mengikuti irama musik.
Memang ada yang unik dan khas penampilan Tompi kemarin. Selain membawa lagu-lagu hit-nya, Tompi juga mampu menghipnotis ribuan penonton untuk ikut bergoyang bersama. Setidaknya, suasana panggung dibuat meriah dengan suara apllus para penonton ketika Tompi menunjukkan keahliannya mengolah vokal dengan karakter suaranya yang berbunyi unik.
Dalam aksi panggungnya, Tompi sore itu tak hanya menyanyi, namun juga berdialog, berbagi cerita dan pengalaman.. Cerita itu mengalir di tengah hentakan musik yang mengalun. Salah satu pengalaman itu, ia bercerita ketika masa kecilnya dihabiskan di Banda Aceh.
"Ketika kecil saya juga aktif ikut aktif dalam melatih para penari saman," ujarnya.
Suasana ruangan tempat konser berlangsung juga makin terlihat meriah karena didukung pencahayaan yang cukup. Setidaknya ada delapan lagu yang dibawa Tompi dalam konser yang didukung Dji Sam Soe Super Premium Jazz tersebut.
Antara lain lagu berjudul Salahkah, Something Wrong's, Fall in Love dan Dance With Me. Lagu "Salahkah" mendapat sambutan luar biasa dari penonton.
Tompi memang memiliki karisma tinggi. Selain vokalnya tinggi dan khas, gaya menarinya simpel dan unik. Kesenian daerah Aceh memberi dukungan kuat terhadap hobi menyanyi dan menari.
"Dari kecil saya memang banyak di menghabiskan waktu di Aceh. Awalnya saya merasa tidak bangga menjadi orang Aceh. Tapi setelah di Jakarta justru menjadi orang Aceh itu sebuah kebanggaan buat saya," ujar Tompi yang disambut tepuk tangan meriah dari ribuan penonton.
Sejumlah penonton mengakui penampilan Tompi bersama kelompok Groovology sangat maksimal. Namun ada di antara mereka kurang puas.
"Kalau bisa konsernya lebih lama lagi. Jangan hanya satu jam sudah selesai," ujarny Erini (20), seorang mahasiswa Unsyiah.
Sekilah tentang Tompi, ternyata panyanyi aliran jazz ini juga seorang dokter. Dia lahir dengan nama Teuku Adilfitrian pada 22 September 1978 di Lhokseumawe.
Masa remajanya dihabiskan di Aceh. Pada 1997, ia mengambil kuliah kedokteran di Universitas Indonesia. Sambil bergelut dengan buku, ia banyak belajar seni musik dan tarik suara kepada Bertha McCarthy. Ia juga serius belajar piano kepada Tjut Nyak Deviana. (ans)
Sore itu Tompi tampil dengan mengenakan kemeja putih dibalut jas dan celana warna silver dipadu dengan topi bundar dan dasi merah putih langsung membuat histeris penonton. Ia mengawali aksi panggungnya dengan cara bernyanyi khas Aceh dan cengkok-cengkoknya dengan karakter suara tinggi melengking.
Tak pelak, sekitar lima ribu lebih penonton larut bersama Tompi yang sore itu tampil dengan enam personil pengiring dan seorang backing vokal.
"Hallo apa kabar Banda Aceh. Senang bisa berjumpa di sini," sapa Tompi.
Tak lama kemudian hentakan musik kembali melingking. Ia pun melakukan goyangan badannya kecil-kecil dengan gerakan yang patah-patah. Gerakan yang simpel ini membuat enak dilihat dan terasa pas, sesuai dengan aliran musiknya yang beraliran Jazz. Topi khasnya bergoyang mengikuti irama groovy yang ciamik.
Penonton tak sengaja ikut menggoyangkan kepala, kendati mereka harus duduk di deretan kursi paling belakang. Beberapa di antaranya tidak bisa diam dan kemudian ikut bergoyong bersama mengikuti irama musik.
Memang ada yang unik dan khas penampilan Tompi kemarin. Selain membawa lagu-lagu hit-nya, Tompi juga mampu menghipnotis ribuan penonton untuk ikut bergoyang bersama. Setidaknya, suasana panggung dibuat meriah dengan suara apllus para penonton ketika Tompi menunjukkan keahliannya mengolah vokal dengan karakter suaranya yang berbunyi unik.
Dalam aksi panggungnya, Tompi sore itu tak hanya menyanyi, namun juga berdialog, berbagi cerita dan pengalaman.. Cerita itu mengalir di tengah hentakan musik yang mengalun. Salah satu pengalaman itu, ia bercerita ketika masa kecilnya dihabiskan di Banda Aceh.
"Ketika kecil saya juga aktif ikut aktif dalam melatih para penari saman," ujarnya.
Suasana ruangan tempat konser berlangsung juga makin terlihat meriah karena didukung pencahayaan yang cukup. Setidaknya ada delapan lagu yang dibawa Tompi dalam konser yang didukung Dji Sam Soe Super Premium Jazz tersebut.
Antara lain lagu berjudul Salahkah, Something Wrong's, Fall in Love dan Dance With Me. Lagu "Salahkah" mendapat sambutan luar biasa dari penonton.
Tompi memang memiliki karisma tinggi. Selain vokalnya tinggi dan khas, gaya menarinya simpel dan unik. Kesenian daerah Aceh memberi dukungan kuat terhadap hobi menyanyi dan menari.
"Dari kecil saya memang banyak di menghabiskan waktu di Aceh. Awalnya saya merasa tidak bangga menjadi orang Aceh. Tapi setelah di Jakarta justru menjadi orang Aceh itu sebuah kebanggaan buat saya," ujar Tompi yang disambut tepuk tangan meriah dari ribuan penonton.
Sejumlah penonton mengakui penampilan Tompi bersama kelompok Groovology sangat maksimal. Namun ada di antara mereka kurang puas.
"Kalau bisa konsernya lebih lama lagi. Jangan hanya satu jam sudah selesai," ujarny Erini (20), seorang mahasiswa Unsyiah.
Sekilah tentang Tompi, ternyata panyanyi aliran jazz ini juga seorang dokter. Dia lahir dengan nama Teuku Adilfitrian pada 22 September 1978 di Lhokseumawe.
Masa remajanya dihabiskan di Aceh. Pada 1997, ia mengambil kuliah kedokteran di Universitas Indonesia. Sambil bergelut dengan buku, ia banyak belajar seni musik dan tarik suara kepada Bertha McCarthy. Ia juga serius belajar piano kepada Tjut Nyak Deviana. (ans)
تعليقات
إرسال تعليق