Nimba, Pestisida Organik Pengusir Hama



HAMa sejak dahulu telah menjadi momok bagi para petani. Bukan hanya karena sifatnya membuat tanaman bermutu rendah, hama dinilai juga dapat mematikan pengembangan usaha petani karena tanaman yang diharapkan tumbuh dengan baik, ternyata harus berakhir dengan kekecewaan karena digerogoti penyakit.



Banyak penelitian sudah dilakukan untuk membasmi hama tanaman dalam upaya meningkatkan produktifitas hasil tani. Melalui tehnologi, banyak perusahaan kini menciptakan berbagai jenis pestisida yang berasal dari bahan kimia.

Sampai saat ini pestisida kimia masih merupakan satu-satunya senjata pamungkas petani untuk pengendalian serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) di lahan pertanian. Karena selain mudah didapat, tidak repot, dan hasilnya segera dapat dilihat. Namun belakangan disadari ternyata penggunaan pestisida kimia berlebihan banyak menimbulkan dampak negatif terhadap konsumen maupun ekosistem pertanian dan tentu saja tidak ramah lingkungan.

Maka tak mengherankan kini berbagai pihak, termasuk di kalangan petani sendiri mulai beralih pada penggunaan pestisida alami yang tidak kalah efektifnya mengusir dan membunuh hama yang menggerogoti tanaman mereka.
Di kalangan petani, keberadaan pestisida alami ini sudah dipraktekkan sejak lama, bahkan sudah menjadi satu kearifan lokal di masyarakat setempat yang berlangsung turun temurun.

Petani di Desa Mireuek Lamreudep, Aceh Besar misalnya memanfaatkan daun nimba sebagai bahan pembuatan pestisida alami (pestisida nabati) untuk membasmi hama/penyakit tanaman. Dalam bahasa latin nimba disebut dengan nama azzadirachta indic. Kalau dalam bahasa Aceh disebut bak beuem.

"Penggunaan nimba sudah dilakukan masyarakat sejak dulu. Ini adalah salah satu cara efektif untuk mengusir semua jenis hama yang menyerang tanaman," kata pegiat usaha tani dari Yayasan Asia Rehabilitasi Lingkungan Desa Fokus (ARLDF), Maimun Cut Adek MPa.
Yayasan ini berpusat di Desa Mireuk Lamredeup dan aktif membina dan memberi pelatihan kepada para petani wilayah desa binaannya.
Menurut Maimun, dalam praktiknya, penggunaan pestisida alami berbahan nimba sudah terbukti manjur dalam mengusir berbagai jenis hama tanamam.
Selain mudah ditemukan, pestisida alami berbahan nimba beserta bijinya dinilai lebih mudah diracik, juga ramah lingkungan.

Maimun menyebutkan, hampir sebagian besar petani binaan ARLDF telah mengadopsi cara mengusir hama dengan alternatif nimba, di samping beberapa cara
lainnya.

"Tapi kendalanya sekarang ada kecenderungan para petani masih tergantung pada pestisida kimia, karena penggunaannya lebih praktis. Padahal pestisida kimia punya banyak dampak," ujar dia.
Selain mudah didapat, nimba juga bisa ditanami di sekitar rumah. Dari beberapa catatan, senyawa aktif yang dikandung mimba adalah azadirachtin, meliantriol dan salanin seperti bawang dan rasanya sangat pahit. Berbentuk tepung dari daun, atau cairan minyak dari biji/buah.

Efektif untuk mencegah makan bagi serangga dan mencegah serangga mendekati tanaman (repellent) dan bersifat sistemik. Mimba juga dapat membuat serangga mandul, karena dapat menggangu hormon produksi dan pertumuhan serangga. Selain itu tanaman dengan daunnya bergerigi ini juga mempunyai spektrum yang luas, efektif untuk mengendalikan serangga bertubuh lunak ( 200 spesies) antara lain : belalang, thrips, ulat, wereng, kupu-kupu putih, dan sebagainya.

Khasiat nimba juga diketahui mampu mengendalikan jamur (fungisida) pada tahap preventif, menyebabkan spora jamur gagal berkecambah. Jamur yang dikendalikan antara lain penyebab ; embun tepung, penyakit busuk, cacar daun/kudis, karat daun dan bercak daun. Dan mencegah bakteri pada embun tepung (powdery mildew).

Keunggulan Nimba


Pengendalian hama dengan menggunakan mimba sebagai insektisida nabati mempunyai beberapa keunggulan antara lain: (a) di alam senyawa aktif mudah terurai, sehingga kadar residu relatif kecil, peluang untuk membunuh serangga bukan sasaran rendah dan dapat digunakan beberapa saat menjelang panen, (b) cara kerja spesifik, sehingga aman terhadap vertebrata (manusia dan ternak), (c) tidak mudah menimbulkan resistensi, karena jumlah senyawa aktif lebih dari satu.

Cara praktis

Menurut Maimun, pembuatan pestisida alami berbahan nimba tidaklah terlalu rumit. Hanya perlu sedikit ketekunan dalam meraciknya agar mendapat hasil yang baik. Pertama-tama yang harus disiapkan adalah daun nimba. Berapa jumlah daun nimba yang dibutuhkan sangat relatif, tergantung berapa besar kebuthan cairan nimba yang diinginkan. Setelah dipotong kemudian daun nimba dimasukkan dalam wadah. Setelah direndam beberapa waktu, kemudian diperas atau diekstrak hingga mengeluarkan cairan kental yang ditampung dalam wadah melalui penyaringan.

Untuk mencapai kadar pestisida nimba yang lebih bagus, larutan hasil penyaringan tadi kemudian dicampur dengan air dan urien ternak (kambing).
Pada tahap ini pestisida alami nimba ini sudah dapat digunakan. Cara penggunaanya bisa dengan disiram atau disemprot.

Tapi, ekstrak mimba sebaiknya disemprotkan pada tahap awal dari perkembangan serangga, yaitu disemprotkan pada daun dan juga dapat disiramkan pada akar tanaman untuk diserap akar atau mengendalikan hama dalam tanah.

"Setelah disemprot dalam waktu dua sampai empat hari hama yang semula menyerang tanaman dengan sendiri akhirnya menjauh dari tanaman," kata Maimun.
Karena dalam bentuk cairan, maka petisida nimba ini dapat disimpan dalam wadah dan dapat digunakan kapan saja oleh petani sesuai kebutuhan. (*)


Komentar

  1. bagaimana cara mendapatkan benih pohon nimba,soalnya didaerah aku di jawa belum pernah melihat dan mendengar. mohon bantuannya.

    Hendriindrianto@yahoo.com

    BalasHapus
  2. Kalau didaerah saia banyak. Biasanya pohon nimba tumbuh di daerah pedesaan dan termasuk tumbuhan yang liar. Mungkin mas cari dan tanya ke penduduk desa, Terima kasih...

    BalasHapus
  3. Mudahan artikel ini banyak dibaca oleh para petani dan mengaplikasikannya sehingga para petani tidak tergantung hanya dengan bahan sintetis kimia yang merusak lingkungan terima kasih

    wallahua'lambissawab

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selingkuh, Pejabat dan Istri Simpanan

Gie, Dona Dona dan Aku